Minggu, 28 Februari 2010

KARAKTERISTIK SALIVA

1.1. LATAR BELAKANG

Saliva adalah suatu cairan kompleks yang terdiri atas campuran sekresi dari kelenjar saliva mayor dan minor yang ada pada mukosa rongga mulut. Tiga kelenjar mukosa mayor yaitu parotis, submandibularis, dan sublingualis. Sementara yang termasuk kelenjar saliva minor adalah kelenjar ludah kecil yang terdapat dalam mukosa pipi, bibir, palatum dan glosopalatal. Saliva adalah bagian dari rongga mulut yang sangat perlu untuk diketahui beberapa sifat yang ada di dalamnya termasuk juga fungsi yang ada di dalamnya. Proses pengeluaran dari saliva ini dapat sedikit ataupun banyak melebihi nomal. Pengeluaran ini dapat dirangsang oleh adanya pengaruh bahan kimia ataupun secara mekanis.

Pengetahuan saliva adalah dasar dari sebuah penatalaksanaan setiap kasus yang ada si salam rongga mulut, seperti contohnya dalam prosedur penumpatan harus memblokir saliva yang mengenai daerah yang di tumpat. Maka sangat perlu sekali memahami akan beberapa karakteristik dari saliva itu sendiri.

1.2.TUJUAN

  1. Untuk mengetahui sekresi saliva tanpa rangsangan
  2. Untuk mengetahui pengaruh rangsangan terhadap sekresi saliva
  3. Untuk mempengaruhi pengaruh rangsangan terhadap volume, viskosita, dan pH saliva

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA

Kelenjar saliva dibagi menjadi 2, yaitu kelenjar saliva utama / mayor dan kelenjar saliva minor. Kelenjar saliva mayor yang merupakan kelenjar ekstrinsik yang mengeluarkan sekretnya ke dalam rongga mulut secara intermitten. Kelenjar saliva mayor ini terdiri dari 3 kelenjar besar meliputi kelenjar parotis, kelenjar sub mandibularis, kelenjar sub lingualis. Sedangkan Kelenjar saliva minor adalah kelenjar yang letaknya tersebar pada mukosa dan submukosa rongga mulut, merupakan kelenjar kecil-kecil yang mengeluarkan sekretnya terus – menerus (Herniyati, 2007).

Untuk membasahi membran mukosa rongga mulut, vestibulum dan bibir, saliva diskresikan secara terus-menerus oleh kelenjat-kelenjar kecil yang jumlahnya banyak dan berhubungan dengan rongga mulut. Selain itu, kelenjar parotis, submandibular, sublingualis mengeluarkan sekretnya dalam jumlah banyak seolah dirangsang secara mekanis, kimiawi psikis atau olfaktorius karena adanya makanan atau dengan akan adanya makanan. Kelenjar-kelenjar mayor, ekstrinsik dan berpasangan ini menyalurkan sekretnya ke dalam mulut melalui saluran keluarnya (Lesson, 1990).

Saliva memiliki beberapa fungsi penting didalam rongga mulut, diantaranya:

a. sebagai pelumas

b. aksi pembersihan rongga mulut

c. katalisator pada waktu identifikasi rasa

d. pengunyahan dan penelanan makanan

e. proses bicara

f. sistem buffer

g. dan sebagai pelindung dalam melawan karies.

(Amerongan, 1991)

Selain memiliki fungsi tersebut, saliva dan kelenjar saliva juga merupakan bagian dari sistem imun mukosa. Sel-sel plasma dalam kelenjar saliva menghasilkan antibodi yaitu Ig A yang ditransportasikan je dalan saliva. Selain mengandung Ig A, terdapat beberapa jenis enzim antimikrobial seperti lisozim, laktoferin dan peroksidase. (Amerongan,1991)

Ada 2 macam tipe saliva yang dihasilkan, yaitu:

a. Serous

Dihasilkan oleh kelenjar parotis dan sub mandibularis, mengandung ptialin (suatu amilase yaitu sebuah enzim untuk mencernakan serat).

b. Mukous

Dihasilkan oleh kelenjar sublingualis dan submandibularis. Saliva jenis ini mengandung mucin, yaitu sebuah glikoprotein yang melubrikasi makanan dan memproteksi mukosa oral. Mucin juga mengandung Ig A, sistem imun pertama yang menghadang bakteri dan virus; Lisozim, berfungsi menghancurkan dinding bakteri; laktoferin, berfungsi mengikat zat besi dan protein kaya akan prolin, memproteksi gigi.

(Amerongan, 1991)

KESIMPULAN

1. Sekresi saliva akan meningkat apabila ada rangsangan.

2. Viskositas saliva akan menurun apabila sekresi saliva semakin meningkat.

3. Dengan adanya rangsangan, pH saliva akan semakin alkali.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar