Jumat, 06 November 2009

Metode Kontrol Infeksi Periapikal

dari jurnal yang telah saya diskusikan...

by - Titian Putri-

BEBERAPA METODE SEBAGAI KONTROL INFEKSI PERIAPIKAL :
LAPORAN KASUS UTAMA
Louis I. Grossman, D.D.S., Dr.Med.Dent. (Rostock)
Sekolah Kedokteran Gigi, University of Pennsylvania, Philadelphia, Pa


Perawatan saluran akar bertujuan untuk membentuk kembali jaringan periapikal menjadi sehat. Perawatan ini untuk menghilangkan infeksi yang telah ada dan pencegahan terjadinya infeksi berulang. Keadaan atau kondisi jaringan periapikal setelah perawatan saluran akar dapat diketahui secara histologis, bakteriologis dan, roentgenoligis. Cara histologis jarang digunakan, karena membutuhkan pencabutan gigi, cara roentgenologi dianggap hanya sebagai kontrol pendamping karena tidak memberikan bukti langsung dari patogenesis kecuali dalam kondisi kotor. Jurnal ini menyepakati kontrol utama adalah dengan uji bakterologis.

Ada tiga cara dimana sampel dari regio periapikal dapat diperoleh untuk pemeriksaan bakteriologis tanpa pencabutan gigi, yaitu secara intradental, apicostomy, dan amputasi akar. Dua atau lebih dari metode ini mungkin dapat dikombinasikan untuk tujuan penelitian tertentu.

Metode intradental yang dilakukan pada saluran akar tidak membutuhkan interfensi bedah. Dengan metode ini saluran akar dibersihkan dari bahan pengisinya, sehingga dapat memberikan akses ke jaringan periapikal melalui foramen apikal. Sampel yang digunakan untuk penelitian bakteriologis ini diperoleh dengan menggunakan paper point, hapusan pada barbed broaches, dll yang sebelumnya telah dimasukkan kedalam saluran akar atau yang baru dimasukkan. Metode untuk mendapatkan bahan untuk kultur ini sulit diaplikasikan jika saluran akar dalam keadan sempit atau bengkok. Dalam kasus seperti itu, kultur yang paling baik diperoleh dengan metode apicostomy atau amputasi akar. Metode intradental akan lebih mudah dilakukan ketika bahan pengisi saluran akar adalah pasta atau guttap perca, atau substansi lainnya yang mudah diambil dan khususnya ketika pengisian saluran akar tidak mencapai apeks. Seteleh pengambilan bahan pengisi saluran akar, tidak perlu diberi pengobatan pada saluran akar selama waktu dilakukan proses kultur. Teknik asepsis harus dilakukan pada semua prosedur. Hal ini tidak boleh ditempatkan pada satu kultur, tetapi beberapa kultur harus diambil selama jangka waktu tertentu. Penting diketahui bahwa kontak dapat dilakukan dengan jaringan apikal oleh paper point atau instrumen yang digunakan dalam mengambil kultur. Paper point ini harus melewati secara hati-hati di luar foramen apikal, tanpa melukai jaringan, sampai sedikit sensasi yang terasa di akhir akar, dan kemudian ditahan disana selama beberapa menit. Bila hasil kultur berulang kali negatif, bukti menunjukkan bahwa jaringan periapikal steril.

Laporan kasus Mr C. Y. G. Umur 29. Menderita Abses alveolar kronis pada 5 ,dilakukan perawatan saluran akar mulai dari 25/04/30 ke 05/05/30, setelah perawatan pengisian saluran akar terdahulu, pada tahun 1922 telah berubah. Diperiksa dengan metode intradental: akar 28/12/31.-dirubah menjadi pengisian saluran akar. Kultur dalam kaldu hormon dan kaldu hati-otak Rosenow. 08/01/32.-Dibiakkan dari 28/12/31 dalam kaldu hormon; paper point kaldu dalam hati-otak Rosenow. 25/01/32 dibiakkan 08/01/32 dikaldu hati-otak Rosenow; paper point dalam kaldu hormone; hapusan pada file Kerr di atas cawan blood-agar. 27/01/32.- Smear terbuat dari biakkan 25/01/32; paper point dalam Rosenow hati-otak ; paper point dalam kaldu hormon; hapusan pada file Kerr diatas cawan blood-agar 01/02/32.- saluran akar terisi. Smear dan semua kultur, negatif. Tabel 1 menyajikan data tentang laporan kasus kedua pada metode intradental.

"Apicostomy" berarti memotong tulang alveolar pada daerah apikal gigi, dengan trocar dan kanula, yang berfungsi untuk uji bakteriologis. Trocar dan canula merupakan suatu alat yang dirancang khusus untuk apicostomy. Apicostomy tidak memotong gigi, dan tidak mengganggu fungsi dari gigi tersebut. Biasanya dalam satu atau dua hari setelah apicostomy jarang ditemui bengkak atau sakit . Operasi ini mudah dilakukan, karena lebih mudah daripada memotong akar. Sering kali secara teknis tidak banyak dilakukan tindakan, dan hanya memerlukan satu asisten saja, yang dapat menjaga keadaan asepsis saat operasi, dan lebih baik yang ahli bakteriologis. Teknisnya adalah sebagai berikut:

(1) Luas area adalah 1,5 persen dianastesi dengan novocain.

(2) Bidang operasi disterilisasi dengan 1,25% iodin dalam isopropil alkohol, dan kemudian decolorized dengan 90% alkohol. Saliva diblokir dengan cotton roll atau tampon.

TABLE 1

Data kasus dengan metode interdental

Miss E.M.M umur 23 tahun, alveolar abses akut, perawatan saluran akar mulai dari 2/1/27 sampai 2/22/27

Tanggal

1931

BAKTERI YANG DITEMUKAN

Pertumbuhan hormon

Rosenow glucose- pertumbuhan otak

Rosenow liver- pertumbuhan otak

Bouillon

4/20

4/26

4/29

6/11

6/13

9/3

9/4

10/12

10/14

Paper point

Paper point

Paper point dan

pengambilan

Paper point

Pengisian saluran akar

Goldwire dan paper

point digunakan pada

Saluran akar

Pengisian saluran akar

Paper point

Paper point

Paper point dan

pengambilan

Pengisian saluran akar

Goldwire dan paper

point digunakan pada

saluran akar

gold wire dan paper

point dari 9/3

paper point

Pengisian saluran akar

Paper point 4/29

Pengisian saluran akar

Goldwire dan paper

point digunakan pada

saluran akar

Pengisian saluran akar

pengambilan

Pengisian saluran akar

Goldwire dan paper

point digunakan pada

saluran akar

paper point dari 9/4

Pengisian saluran akar

Semua kultur diinkubasi 2-16 hari, dengan keadaan steril. Hasil pemeriksaan mikroskopis bakteri pada 4 / 26, 6 / 11, dan 10/12, diketahui tidak ada bakteri atau pus.

(3) Kultur kontrol dibuat dari membran mukosa pada blood-agar slant.

(4) Trocar dan canula diarahkan secara langsung pada bagian apikal dan bila lokasi yang diinginkan tersebut tercapai, maka Trocar diambil tetapi canula tetap di tempatnya. Kultur dalam kaldu hormon diambil dari Trocar.

(5) Dalam keadaan steril, jarum diinsersikan kedalam canula sampai mencapai jaringan periapikal; diputar beberapa kali, ditarik dan kemudian dimasukkan kedalam tabung inokulasi kaldu hormon.

(6) Jarum disterilkan, dimasukan kembali ke dalam canula, dan hal ini dilakukan beberapa kali untuk memperoleh sampel ke tabung inokulasi glukosa, kaldu hati-otak Rosenow.

(7) Setelah operasi luka diberi antiseptik, tidak mengganggu pasien selama sedikitnya satu jam atau luka tulang diselubungi dengan bone wax.

Metode ini meneliti 25 gigi non-vital. Gigi – gigi tersebut merupakan sampel dari gigi yang sudah mengalami infeksi periapikal baik akut maupun kronis sampai pada alveolar abses “granuloma”. Melalui perawatan saluran akar, setiap gigi telah memberikan tanda dan kultur negatif sebelum diisi. Dalam beberapa kasus dilakukan apicostomy hanya beberapa bulan setelah pengisian, di lain sisi proses yang lain dilakukan selama tiga tahun. Dalam kelompok ini ditemukan 19 dari 20 kasus, gigi memberikan hasil kultur negatif (tabel2). Lima gigi yang tidak dilakukan perawatan

TABEL 2
Data yang berkaitan dengan 25 gigi dikenakan apicostomy

cultur

Blood-agar slant

Kaldu hormone

Rosenow glucose- kaldu otak

Kaldu hormone (trocar)

Kasus dirawat: negative

Kasus dirawat: positive

Kasus tidak dirawat (control):negative

Kasus tidak dirawat (control): positive

19

1

4

1

19

1

3

2

19

1

3

2

20

0

2

3

juga diteliti. Hanya tiga yang menghasilkan kultur positif (tabel 2). Diharapkan dapat meningkatkan jumlah kecil kontrol. Sementara itu, hasil untuk nilai apicostomy perlu dipertimbangkan.

Amputasi akar merupakan suatu metode yang diaplikasikan secara langsung ke apikal. Metode ini akan dilakukan pada beberapa pasien. Walaupun metode ini bertujuan untuk mempelajari kultur, kenyamanan pasien harus diutamakan terutama pada gigi yang bersangkutan. Hasil bakteriologis metode ini sangat memuaskan karena hal ini memerlukan aplikasi langsung dan juga membutuhkan beberapa kultur karena diambil dari jaringan mukosa yang berbeda. Selain itu, ujung akar itu sendiri mungkin pengkulturannya telah dihilangkan. Sebenarnya operasi ini tidak terlalu disukai, dari sudut pandang pasien. Kita telah mempelajari dua kasus ini. Sebelum mengamputasi akar, apicostomi telah dilakukan pada salah satu dari subjek penelitian. Secara bacteriologi temuan dari kedua metode penyelidikan itu hasilnya identik. Laporan mengenai kasus-kasus ini terus berkembang.

Tuan SEK, usia 20 tahun. Abses kronis pada alveolar, 1. Dilakukan perawatan saluran akar mulai 25/02/08 sampai 06/03/08. Dilakukan amputasi akar pada 11/03/09. Culture:

(1) setelah jaringan dari membran mukosa terangkat;

(2) tulang alveolar dihilangkan;

(3) akar dipotong dengan bur;

(4) mulai osseus bed sampai ujung akar telah terambil.

Semua culture, yang terbuat dari Rosenow kaldu glucose-otak, menjadi negative setelah tujuh hari inkubasi pada suhu 37,5˚C.

Nyonya LL, usia 36 tahun. Chronic proliferating pericementitis (granuloma). Dilakukan perawatan saluran akar mulai 21/12/06 sampai 04/01/07. Dilakukan apicostomy pada 04/10/08. Darah-agar slant (control), negative; Rosenow kaldu glucose-otak, negative. Amputasi akar pada 16/11/09. kultur:

(1) dari mukosa membran, setelah anestesi Novocain tercapai. Kaldu Rosenow glucose-otak; negative.

(2) dari tulang alveolar yang terexpose setelah diinsisi. Kaldu Rosenow glucosa-otak dan kaldu hormon; negative.

(3) dari apeks akar setelah dipotong oleh bur. Kaldu Rosenow glucose-otak; negative.

(4) dari ujung akar yang terexpose, mengikuti pemindahan apeks akar. Kaldu Rosenow glucose-otak dan kaldu hormon; negative.

(5) Apeks akar dimasukkan ke dalam bouillon dan dipindahkan (kurang lebih lima menit) ke kaldu Rosenow glucose-otak; terkontaminasi staphylococcus. Semua kultur diinkubasi selama delapan hari pada suhu 37,5˚C.

Diskusi dan ringkasan. Perawatan saluran akar bertujuan untuk menghilangkan infeksi pada saluran akar, terutama pada daerah periapikal. Menghilangkan sejumlah infeksi dan mengembalikan jaringan dengan steril, benarkah kondisi jaringan steril? Metode yang dipaparkan ini dimaksudkan untuk mendeterminasikan dari bacteriologi; mungkin dapat digunakan untuk mengecek metode tertentu untuk perawatan saluran akar, dan juga diaplikasikan untuk gigi yang diduga terkena infeksi. Beberapa gigi tidak perlu diekstraksi ketika didapati kultur negatif.

Metode intradental merupakan suatu metode sederhana yang dapat digunakan pada kebanyakan kasus, tapi terkendala pada material untuk kultur yang mungkin tidak tersedia dalam jumlah yang besar pada bagian periapikal. Metode ini tidak bisa digunakan pada saluran yang sempit dan bengkok, atau dimana pengisian saluran akar tidak bisa diambil. Kultur diambil selama periode terbatas melalui intradental dimana berulang-ulang negative dari gigi dengan dua dugaan (tapi seringnya terinfeksi).

Metode apicostomy memberikan aplikasi langsung ke bagian periapikal dan hanya membutuhkan tekhnik bedah yang sederhana, tetapi prosesnya sulit dikontrol. 19 dari 20 gigi subjek yang dilakukan apicostomy menghasilkan kultur negatif. Tiga dari lima kontrol kasus (gigi periapikal yang terinfeksi), juga menunjukkan kultur negatif.

Metode amputasi akar merupakan yang paling mendekati akses ke jaringan apikal, oleh karena itu beberapa pasien dilakukan operasi ini untuk tujuan investigasi keadaan jaringan periapikal. Sebagai tambahan, hal ini harus dilakukan dengan tekhnik dan asisten yang terampil. Dua gigi dugaan (biasanya terinfeksi) pada amputasi akar menunjukkan hasil kultur yang negatif. Kultur yang didapat melalui apicostomy dari salah satu gigi ini yang telah terlebih dulu diamputasi akar,juga menghasilkan kultur negatif.

Metode yang dibahas disini merupakan metode yang dapat dilakukan untuk praktek pribadi, semakin baik bila terbiasa dan latihan. Laporan pendahuluan ini dipresentasikan dengan tujuan yaitu orang lain dapat mempelajari studi semacam itu, sehingga cukup data pada status bakteriologi yang terduga, gigi non-vital mungkin dapat terakumulasi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar